Sabtu, 08 Mei 2010

Dan ketika

Dan ketika cinta telah menggema adakah suara kejujuran terdengar. .
Lidah yang kelu utk sebuah kata JUJUR, beku dlam kalimat sbuah kemunafikan..
Hanya diam menutupi..
Masih kah ada sisa suara disana tentang kbenaran?
Akh. .Andai malaikat yg tak prnah brdusta mau berbisik..

Dan ketika ketulusan harus terbalas dgn tangis air mata,segenggam pedih tergenggam erat..
Hrus dgan apa ku basuh?
Sdang Dgn Air wudhu pun mun msh belum cukup membasuhnya.

Sabtu, 10 April 2010

janji

Senja tadi aku telah berjanji

ketika mentari pergi tinggalkan langit tanpa pamit. .

Ku genggam cinta takkan ku lepas meski angin menggoyahkan nya,

janjiku,

biar malaikat menulisnya pada lembar catatan tuhan..

Jumat, 05 Maret 2010

senandung rindu

kepak sayap
rinduku senyap
seperti malam menyelinap
lirih bersenandung
diantara butiran malam
mengalun syahdu

ini senandung rindu
mengalun syahdu

ini nyanyian rindu
bergema merdu

sahut memanggil namamu
dari jiwa yang merindu

Kamis, 25 Februari 2010

bukalah tabirmu

Segera bukaLah tabirmu,

misteri membisu yg membeku. .

Semua tetap brsahaja,

Layaknya seorang bisu yg trsenyum Lirih memandang Lembah sunyi yg trtimpa hujan brgemuruh. .

Brakhirkan secercah sinar sang surya yg merobek mega brLembayung LembuT memerah..

Kau yg teLah merenggut kesunyian itU. .

Brharap menyatU brsama ketULusan cinta ini. .

HanyuT brsama teDuhnya senja yg brbAit puisi

tentang Lembutnya mimpi.. .

Rabu, 17 Februari 2010

Keindahan di Negeriku

Aku melihat keindahan dinegeriku
lautan luas membentang biru
gunung menjulang tinggi membentang
sawah sawah padinya menguning
pepohonan tegak berdiri menantang angin

negeriku subur
tanahnya makmur
beragam suku berpijak disini
meski berbeda tetap satu jua
dinegeriku indonesia

negeriku indah
negeriku indonesia
cantik rupanya
pesona tiada tara

negeriku indonesia
alamnya bagaikan keindahan sorga

Selasa, 16 Februari 2010

puisi kebencian

hati ini tak lagi bernyanyi
diam tertunduk pilu
hati ini tak lagi seindah warna pelangi
kini gelap terbalut benci
tak ada warna
tak ada tawa

tertunduk aku lesu
wajah ini muram beku

akh. . .
rasanya aku ingin teriak
biar ku muntahkan
dan langit mendengar
senandung kebencian
yang terlontar penuh hawa setan

Kamis, 04 Februari 2010

sepenggal kenangan

tadi aku jejaki langkah
disana masih tersimpan jejak
sepenggal kenangan yang msih teringat

ya . .
disini aku jejaki kembali
diantara rak rak buku yang tegak berdiri
disini kita bertemu
ketika kau menjamahku
sambil membawa buku bersampul putih

akh . . .
banyak kenangan disini
biar semua tersimpan
di buku catatan harianku

Sabtu, 23 Januari 2010

kemiskinan di negeriku

aku masih melihat kemiskinan di negeriku
mereka yang kelaparan
makan hanya sekali meski dengan sepotong roti

aku masih melihat kemiskinan di negeriku
mereka yang masih tinggal di bawah jembatan
hanya untuk berteduh dari terik dan hujan
atau nereka yang tinggal di gubuk reyot yang atapnya hanya dari pelepah daun
aku masih melihatnya

aku masih melihat kemiskinan
pengemis pengemis berjejer di jalanan
demi mencari sesuap nasi tak pedulikan harga diri
menyambung hidup tuk esok hari

Aku masih melihat kemiskinan
Ah......
Ternyata negeriku belum kaya
si miskin ada dimana mana
apakah ini sudah nasib mereka??

wahai penguasa
berilah mereka saandang dan pangan!!
bebaskan mereka mereka dari belenggu kemiskinan..

Jumat, 22 Januari 2010

sebuah tanya??

“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”

(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)

“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”

-Soe Hok Gie-

Kamis, 21 Januari 2010

Ini ragaku

Ini ragaku
hanyalah jasad yang nanti akan jadi bngkai. .
Lalu ulat ulat dan semut akan memakan ku. .
Hingga tulang belulang yg tersisa,bahakan mungkin tiada sisa
dan aku kembali ke asalku "tanah"

ini ragaku
apa yang bisa dibanggakan?
Cantik rupa tak abadi
nanti pun tua tak ada arti. .

Ini ragaku
bukan miliku
tuhan yang punya

Sabtu, 16 Januari 2010

Puisi 1

tetaplah tersenyum
layaknya mentari yg tak henti bersinar
dukamu biarkan tenggelam ditelan malam
dan kau kembali bercahaya layaknya purnama

kobarkan semangat
barakan api bkar jiwamu
jangan berhenti langkah
smua kan ada arah untuk kau laju

puisi rindu

ini rinduku
apa kah kau tau?
di pijakan hari slalu ku nanti kbarmu
bahkan tak jua aku berhayal tentangmu

tau kah kamu?
aku selalu titipkan harap disana
seberkas mimpi yg trgantung di langit senja

tak henti aku hantarkan doa
yg ku selipkan di antara sujudku
agar tuhan slalu menjaga mu
lalu kau dtang menjemputku
menyalakan api cinta di lilin hatiku

tanyaku?

adakah kau ku miliki?
lalu kau buka hatimu yg terkunci
biar aku msuk ke dalam nya

adakah kesempatan untuku?
akan ku buat kau slalu tersenyum
dan ku manja engkau layaknya cinderela

adakah pula rindu di hati mu?
seperti rindu yg ku rasa
ketika mlam aku byangkan kau yang tengah trsenyum memandang purnama
apakah kau melakukan hal yang sama pula?