aku masih melihat kemiskinan di negeriku
mereka yang kelaparan
makan hanya sekali meski dengan sepotong roti
aku masih melihat kemiskinan di negeriku
mereka yang masih tinggal di bawah jembatan
hanya untuk berteduh dari terik dan hujan
atau nereka yang tinggal di gubuk reyot yang atapnya hanya dari pelepah daun
aku masih melihatnya
aku masih melihat kemiskinan
pengemis pengemis berjejer di jalanan
demi mencari sesuap nasi tak pedulikan harga diri
menyambung hidup tuk esok hari
Aku masih melihat kemiskinan
Ah......
Ternyata negeriku belum kaya
si miskin ada dimana mana
apakah ini sudah nasib mereka??
wahai penguasa
berilah mereka saandang dan pangan!!
bebaskan mereka mereka dari belenggu kemiskinan..
Sabtu, 23 Januari 2010
Jumat, 22 Januari 2010
sebuah tanya??
“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”
(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
-Soe Hok Gie-
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”
(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)
“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”
(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)
“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”
(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)
“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
-Soe Hok Gie-
Kamis, 21 Januari 2010
Ini ragaku
Ini ragaku
hanyalah jasad yang nanti akan jadi bngkai. .
Lalu ulat ulat dan semut akan memakan ku. .
Hingga tulang belulang yg tersisa,bahakan mungkin tiada sisa
dan aku kembali ke asalku "tanah"
ini ragaku
apa yang bisa dibanggakan?
Cantik rupa tak abadi
nanti pun tua tak ada arti. .
Ini ragaku
bukan miliku
tuhan yang punya
hanyalah jasad yang nanti akan jadi bngkai. .
Lalu ulat ulat dan semut akan memakan ku. .
Hingga tulang belulang yg tersisa,bahakan mungkin tiada sisa
dan aku kembali ke asalku "tanah"
ini ragaku
apa yang bisa dibanggakan?
Cantik rupa tak abadi
nanti pun tua tak ada arti. .
Ini ragaku
bukan miliku
tuhan yang punya
Sabtu, 16 Januari 2010
Puisi 1
tetaplah tersenyum
layaknya mentari yg tak henti bersinar
dukamu biarkan tenggelam ditelan malam
dan kau kembali bercahaya layaknya purnama
jangan berhenti langkah
smua kan ada arah untuk kau laju
layaknya mentari yg tak henti bersinar
dukamu biarkan tenggelam ditelan malam
dan kau kembali bercahaya layaknya purnama
kobarkan semangat
barakan api bkar jiwamujangan berhenti langkah
smua kan ada arah untuk kau laju
puisi rindu
ini rinduku
apa kah kau tau?
di pijakan hari slalu ku nanti kbarmu
bahkan tak jua aku berhayal tentangmu
tau kah kamu?
aku selalu titipkan harap disana
seberkas mimpi yg trgantung di langit senja
tak henti aku hantarkan doa
yg ku selipkan di antara sujudku
agar tuhan slalu menjaga mu
lalu kau dtang menjemputku
menyalakan api cinta di lilin hatiku
apa kah kau tau?
di pijakan hari slalu ku nanti kbarmu
bahkan tak jua aku berhayal tentangmu
tau kah kamu?
aku selalu titipkan harap disana
seberkas mimpi yg trgantung di langit senja
tak henti aku hantarkan doa
yg ku selipkan di antara sujudku
agar tuhan slalu menjaga mu
lalu kau dtang menjemputku
menyalakan api cinta di lilin hatiku
tanyaku?
adakah kau ku miliki?
lalu kau buka hatimu yg terkunci
biar aku msuk ke dalam nya
adakah kesempatan untuku?
akan ku buat kau slalu tersenyum
dan ku manja engkau layaknya cinderela
adakah pula rindu di hati mu?
seperti rindu yg ku rasa
ketika mlam aku byangkan kau yang tengah trsenyum memandang purnama
apakah kau melakukan hal yang sama pula?
lalu kau buka hatimu yg terkunci
biar aku msuk ke dalam nya
adakah kesempatan untuku?
akan ku buat kau slalu tersenyum
dan ku manja engkau layaknya cinderela
adakah pula rindu di hati mu?
seperti rindu yg ku rasa
ketika mlam aku byangkan kau yang tengah trsenyum memandang purnama
apakah kau melakukan hal yang sama pula?
Langganan:
Postingan (Atom)